Cold Or Shy.. Boy? (Part 3)

Standar

Title : Cold or shy… Boy? (part 3)

Author : leeyongin (Sry 14 y.o)

Main Cast :
° Park Jiyeon (T-ARA)
° Park Sanghyun/Cheondung (MBLAQ)

Other Cast :
° Lee Taemin (SHINee)
° Lee Ji Eun (IU)
° Ricky (Teen Top)

Genre : Romance, Friendship, Family

Rating : PG 15+

Length : Chaptered

Disclaimer : All cast belong to themselves and God. But the plot is mine !

A/N : Cheondung milik Jiyeon. Ricky punya saya/plak

___

Author POV

Jiyeon meninggalkan taman bioskop itu bersama Taemin, masih dengan rasa penasaran yang amat dalam (?)

Ia tak habis pikir. Apa memang benar ada yang mengikutinya? Tapi, siapa? Untuk apa? Toh, dia juga bukan artis.

“Ya, Jiyeon-ah? Kau melamun ?” Taemin melambai-lambaikan tangannya di depan wajah Jiyeon, membuat yeoja itu tersadar dari alam renungannya.

“Ne ?”

“Kau melamun ?”

“Ah.. Ahni,” sangkal Jiyeon.

“Ya sudah, kalau begitu ayo naik.” Taemin naik ke motornya, diikuti oleh Jiyeon.

“Kau mau kuantar kemana ?” tanya Taemin.

“Err.. Di halte tadi saja,”

“Halte? Memangnya rumahmu di halte ?” gurau Taemin.

“Ya! Tidak usah banyak tanya! Ayo pergi !”

“Haha ! Begitu saja sudah marah,”

“-___-”

“Iya iya ! Kita pergi,”
__

“Hey, Jiyeon ! Sampai kapan kau mau duduk disitu terus ?” Taemin menyadarkan Jiyeon yang masih dalam dunia lamunannya.

“Ne ?”

“Melamun terus, kerjaanmu. Kita sudah sampai nih di halte ‘pesananmu’..” ujar Taemin sambil mengacak rambut Jiyeon lembut.

Jiyeon turun dari motor Taemin.
“Ya, Taemin ! Jangan diberantakin dong !” Jiyeon menggembungkan pipinya kesal sambil memperbaiki tatanan rambutnya.

“Huwa, Neomu aegyo ! Aku jadi sedikit tidak rela, untuk berhenti mengejarmu.” ujar Taemin yang langsung mendapat bogeman Jiyeon di tangannya.

“Auw, sakit Jiyeon-ah !” ringis Taemin.

“Cement kamu. Gitu aja udah kesakitan ! Sudah sana, pergi saja !”

“Ngusir nih? Aah.. Aku ada ide ! Aku akan pergi setelah kamu cium aku !” ujar Taemin asal.

“Mwo ?? Shirreo !!” tolak Jiyeon mentah-mentah.

“Ya sudah, kalau begitu aku tidak mau pergi !! Atau.. Kalau kau tak mau menciumku, bagaimana kalau..” Taemin mendekatkan wajahnya ke arah Jiyeon.

CHU~
Taemin dengan sukses bisa mengecup pipi sebelah kanan Jiyeon.

“Aku saja yang menciummu.. Hahaha..” Taemin menggelakkan tawanya bebas, tidak menghiraukan Jiyeon yang masih terpaku di tempatnya.

“YA ! LEE TAEMIN !! AWAS KAU !” Jiyeon baru saja ingin memukul Taemin dengan tas selempangnya, tapi keburu namja itu memacu motornya dengan cepat.

Jiyeon menggerutu kesal. Tapi sejurus kemudian, ia tersenyum sambil mengelus pipi yang habis dicium oleh Taemin.

“Taemin.. Taemin..”

Author POV End
___

Jiyeon POV

Ku memasuki halaman rumah Jungsu ahjussi perlahan. Aku baru sadar ini sudah jam 9 malam. Ya Tuhan, semoga ahjussi dan ahjumma tidak memarahiku.

“Aku pulang..” seruku kecil saat telah membuka pintu rumah.

Tak ada sahutan. Apa mungkin mereka sudah tidur? Aah.. Mana mungkin ! Ahjumma kan selalu menonton film tengah malam. Mana mungkin dia sudah tidur secepat ini ?

Perlahan ku melangkah ke arah tangga. Tapi saat itu juga, Sanghyun muncul dari arah dapur sambil membawa segelas air di tangannya.

“A-annyeong Sanghyun,” sapaku.

Ia nampak sedikit kaget. Tapi sejurus kemudian, ia kembali bersikap biasa.
“Annyeong,” sahutnya datar.

Ku hanya bisa menghela nafas kecil.
“Orangtuamu dimana ?” tanyaku.

“Mereka.. Mereka baru saja pergi ke Daegu,”

“Daegu? Jinjja?”

“Ne. Tapi, tenang saja. Mereka akan pulang besok kok,”

“Besok ? Heeft..” ku menghela nafas lega. Ku tak bisa membayangkan kalau aku harus berlama-lama tinggal disini hanya bersama Sanghyun.

“Keurae. Kalau begitu aku naik duluan, ya.”

“Ne,”
___

Sanghyun POV

Setelah Jiyeon masuk ke dalam kamar, ku juga ikut masuk ke dalam kamarku.

Ku mengambil beberapa buku pelajaran, dan keluar kembali.

Ayolah, Sanghyun ! Kau pasti bisa ! Kau tadi sudah bisa bicara panjang lebar dengannya. Dan sekarang, kau harus bisa lakukan ini.

Knock.. Knock.. Knock..

Ku mengetuk pintu kamar Jiyeon perlahan. Dan tak lama, yeoja cantik itu kini sudah ada di hadapanku.

“Sanghyun ?” dia nampak kaget dengan kedatanganku.

“Jiyeon-ah, bolehkah kau membantuku ?” ku mencoba untuk bertanya seramah mungkin. Tapi, aku tak tahu bagaimana kedengaran di telinganya.

“Bantu? Tentu saja. Bantu apa?” ia tersenyum sangat manis. Aigo.. Aku rasanya ingin pingsan !

“Bisakah kau membantu mengerjakan PR ?”

“Ne. Tentu saja. Silahkan masuk,” Jiyeon melebarkan pintunya dan mengajak-ku untuk duduk bersama di meja belajar.
___

Author POV

Dalam suasana yang sepi itu, entah kenapa jantung kedua manusia itu berdetak sangat cepat. Lebih cepat dari biasanya. Mungkin, bila tidak ada suara Jiyeon yang menjelaskan pelajaran untuk Sanghyun, mungkin detak jantung mereka itu kini sudah terdengar sampai ke seluruh sudut ruangan #lebay

Dalam suasana seperti itu, Jiyeon masih bisa berkonsentrasi memberikan penjelasan pada Sanghyun. Sedangkan Sanghyun, ia juga sedang konsentrasi memperhatikan Jiyeon. Namun bukan memperhatikan penjelasannya, melainkan memperhatikan wajah yeoja cantik itu. Ia sedang berusaha mengalahkan rasa gugupnya. Walaupun, keringat dingin terus mengalir di pelipisnya, ia tak mengiraukan semua itu.

Dan saat melihat poni panjang Jiyeon yang jatuh menutupi matanya, refleks namja itu segera memperbaikinya.

Dan pada saat mereka bertemu, tidak bisa dipungkiri lagi kalau rasa-rasanya pada saat itu jantung Sanghyun serasa akan meledak.

“Gomawo,” ucap Jiyeon.

“Ne,”

Jiyeon membalasnya dengan senyuman yang sangat manis. Dan, blush.. Seketika itu juga semburat merah muncul di pipi Sanghyun.

Menyadari pipinya yang memanas, Sanghyun langsung mengalihkan pandangannya ke arah lain.

“Wa.. Kau berkeringat, Sanghyun.” Jiyeon mengambil tissue dan mengelap keringat yang sudah turun sampai ke pipi Sanghyun.

Tapi dengan sigap, Sanghyun langsung menangkap tangan Jiyeon. “A-a.. Tidak perlu. Aah.. Gomawo. Aku sudah mengerti tentang pelajarannya. Aku pergi dulu,” Sanghyun buru-buru mengambil bukunya dan berlekas keluar kamar dari kamar itu.

Ia menghembuskan nafasnya berkali-kali seraya mengibas-ngibaskan pakaiannya sendiri.

Tapi saat itu semua berhenti, PLAAKK… !! Namja itu memukul jidatnya sendiri.

“Aigo !! Kenapa aku sampai lupa ?”

“Apa aku harus masuk lagi ?? Aaah.. Iya, lebih baik aku masuk lagi.”

Knock.. Knock.. Knock..
Sanghyun mengetuk pintu kamar itu lagi.

Dan tak perlu lama lagi, saat Jiyeon membukanya,

CHU~~. Namja itu langsung mengecup kilat bibir Jiyeon.

“Gomawo,” ucap Sanghyun kemudian berlari masuk ke kamarnya.
___

Jiyeon POV

Omo… Apakah tadi itu kenyataan ?? Kenyataan ?? Bukan mimpi ??

Ku mencubit pipiku pelan. “Aaw.. Sakit,”

Jadi ini kenyataan ??

Ku meraba-raba bibirku pelan. Aigo.. Kenapa dia menciumku ?? Padahal menatapku saja, sepertinya dia enggan.

Hh.. Kau membuatku berharap lagi Park Sanghyun.
___

Hari ini ku bangun lebih cepat dari biasanya. Sebenarnya bukan bangun, tapi aku tidak bisa tidur sama sekali. Kalian pasti tahu penyebabnya.. Yah, ini karena kejadian semalam. Aku tidak bisa terlelap hanya gara-gara itu.

Prang.. Krang.. Kring.. Krung *emang gitu ya bunyinya*

Ku melirik ke arah jam dinding di kamar ini. Ini kan pukul 05.45 pagi. Siapa yang memasak ya ? Apa mungkin Taeyeon ahjumma sudah pulang ?

Ku bergegas turun menuju dapur. Dan.. What ?? Coba tebak apa yang kulihat ?! Ternyata si ‘cold goddes’ itu yang sedang memasak.

Aduh.. Bagaimana ini ?? Apa aku harus menyapanya, atau langsung pergi ke sekolah ?? Lebih baik aku langsung pergi saja.

“Jiyeon-ah..”

Mwo ?? Apa aku tidak salah dengar ?? Dia sudah tidak memanggilku dengan embel-embel ‘sshi’ lagi.

Ku membalikkan badanku ke arahnya.“Ne ?”

“Kau tidak mau sarapan ? Aku sudah membuatkan sarapan untuk kita,”

Glek. Ottokhe ?? Apa aku harus menerima ajakannya ??

“Ah.. Ne,” dengan ragu-ragu ku pun berjalan menuju ke meja makan.

“Kau mau makan apa ??” tanyanya setelah aku berhasil duduk dengan sukses.

“A-aku roti bakar saja,”

Ia pun mulai mengambil sebuah roti, mengoleskannya dengan selai coklat, menaburinya dengan misis, dan setelah itu menyerahkannya padaku.

“Igeo,” ucapnya sambil.. TERSENYUM ?? PADAKU ?!!

“Kau.. Tersenyum ??” tanyaku memastikan.

Namja didepanku ini hanya membalasnya dengan sebuah senyuman lagi.

Omo.. Kesambet setan apa namja ini semalam ?? Sampai-sampai ia akhirnya bisa tersenyum juga padaku. Haah.. Dia semakin tampan saat tersenyum. Lebih tampan dari biasanya. Andai dia dari dulu seperti ini, pasti aku tidak akan pernah mengumpat-ngumpatnya di belakang.
___

Sanghyun POV

Park Sanghyun… Kau berhasil !! Kau berhasil menatap dan mengajaknya bicara, tanpa harus berkeringat lagi !! Ahahahaha.. Dan sekarang dia berkata, kalau aku tersenyum ?? Aah.. Ini benar-benar melebihi dari apa yang kuinginkan !!

“Kau minum obat apa semalam ??” tampaknya yeoja di depanku ini masih bingung akan sikapku. Ekspresi bingungnya itu benar-benar menggemaskan.

Ku hanya menggeleng sambil meminum susu coklat buatanku. Melihat ku yang tak memberikan jawaban apapun, ia hanya bisa pasrah dan memakan roti bakarnya lagi.

Sebenarnya, aku ingin mengatakannya Jiyeon-ah..
Tapi mana mungkin aku mengatakan, kalau aku ini adalah namja pemalu yang selalu merasa gugup dan selalu berkeringat dingin saat berada dengan yeoja yang disukainya. Dan hanya akan hilang, bila aku mencium yeoja tersebut. Itu benar-benar memalukan !! Seperti di dunia dongeng saja.

“A-aku sudah selesai. Aku pergi duluan ya,” ia bangun dari duduknya, tapi dengan sigap ku langsung menahan tangannya.

“Pergi saja denganku,”

“Geudae-,”

Tanpa basa-basi lagi ku langsung menariknya keluar.
___

Author POV

“Sanghyun-ah, apa tidak ada yang marah bila kau setiap hari terus mengantarkanku ke sekolah ?” tanya Jiyeon. Ia dan Sanghyun kini sudah berada di sekolah, dan dalam perjalanan menuju ke kelas mereka.

“Marah ?”

“Ne. Kau pasti punya pacar. Dan apa pacarmu itu tidak marah, apabila melihat kau selalu datang denganku,”

Sanghyun hanya mengerutkan dahinya, lalu sejurus kemudian ia tersenyum sambil menerawang ke depan.

“Aish..” desis Jiyeon kesal.

Namja ini, semenjak sudah bisa tersenyum kenapa hobinya malah menjadi senyum-senyum seperti ini terus ?, batin Jiyeon.

“Sanghyunnie… !!” tiba-tiba seorang yeoja datang dan langsung memeluk Sanghyun dari samping.

“Hyunnie.. Tumben kau datang cepat. Pasti kau kangen denganku kan, makanya kau datang sepagi ini..” ujar yeoja yang ternyata adalah Krystal.

Sanghyun dan Jiyeon kaget dengan kedatangan Krystal. Sanghyun berusaha melepaskan tangan Krystal sehalus mungkin.“Krystal.. Tolong lepaskan,”

“Wae?? Aku kan hanya ingin bermanja-manja padamu,” Krystal semakin mengeratkan pelukannya pada Sanghyun. Ia melirik sinis ke arah Jiyeon.

Sementara Jiyeon, ia menanggapi tatapan Krystal itu dengan sebuah senyuman.

“Aah.. A-aku duluan ya, Sanghyun, Krystal.” Jiyeon berusaha mengucapkannya setenang mungkin. Walaupun sebenarnya, di dalam hatinya, ia ingin sekali menangis.

“Ne. Kau pergi saja! Keberadaanmu itu hanya mengganggu aku dan Sanghyun !” ketus Krystal.

“Krystal..”

“Gwaenchana, Sanghyun. Aku tak seharusnya mengganggu kalian,” ujar Jiyeon seraya langsung berlari ke arah kelas. Ia mengusap bulir air mata, yang sudah jatuh sampai ke pipinya.

Jangan menangis, Park Jiyeon. Kau memang tak seharusnya mengganggu mereka. Biarkan saja Sanghyun terus memberi harapan padamu. Asal kau tak menanggapinya, kau tak akan sakit hati, batin Jiyeon.
________________________

“Aish… Anak ini! Kok masih tidur ??” Ji Eun merengut ke arah Jiyeon, yang masih terlelap di atas mejanya. Padahal ini sudah jam istirahat. Dan sudah 3 jam ia tidur sejak pelajaran Fany songsaenim tadi.

“Park Jiyeon! Kau tak mau istirahat apa !?” Ji Eun berteriak kencang di telinga Jiyeon. Tapi hal itu tak membuat yeoja cantik di depannya bergeming sama sekali.

“Aish.. Percuma bicara sama kebo !” desis Ji Eun kemudian keluar kelas sendirian.

Setelah dirasakan Ji Eun sudah tak ada disampingnya, Jiyeon membuka matanya perlahan. Ya.. Sebenarnya ia sudah bangun. Hanya saja, ia pura-pura tidur. Ia sedang malas untuk diajak kemana-mana. Makanya ia seperti itu.

Lama kelamaan, ia kembali menguap. Akhirnya ia memutuskan untuk kembali tidur sampai bel masuk berbunyi nanti.

Di lain tempat, tepatnya di koridor sekolah, terdengar jejeritan suara-suara yeoja yang histeris. Bukannya karena apa, tapi karena mereka melihat seorang namja. Ya, hanya seorang namja. Namja yang cute, manis, tampan, dan sepertinya ia terlalu muda untuk memakai seragam Seoul International High School. Atau memang wajahnya yang seperti itu? Ia terlihat sangat cute seperti wajah anak SD.

“Omo.. Siapa dia? Dia cute sekali !”

“Dia siswa di sekolah ini? Aigo.. Dia seperti seumuran dengan dongsaengku !”

Namja itu hanya membalas semua pujian-pujian (?) itu dengan sebuah senyuman, yang langsung membuat salah satu siswi disana pingsan.

“Ups! Aku tak sengaja. Hehe..” kekeh namja itu pelan.

Langkahnya terhenti, saat baru saja melewati sebuah kelas. Ia mundur lagi beberapa langkah kebelakang, untuk memastikan orang di dalam kelas itu adalah orang yang dicarinya.

Ia masuk, berusaha mendekati orang tersebut. Namja cute itu berjongkok di sampingnya. Sehingga membuat jarak mereka terpaut cukup dekat.

“Hey, bangun…” namja itu berbisik sambil menggoyangkan badan orang itu, yang ternyata adalah seorang yeoja.

Yeoja itu sedikit menggeliat pelan.“Ji Eun-ah… Aku tak mau ke kantin. Kau ajak saja Wooyoung op..pa..” gumam yeoja itu yang masih menutup matanya.

“Aku bukan Ji Eun, noona…”

“Noona ?” Jiyeon mulai bangun dari tidurnya, sambil berusaha mengumpulkan seluruh nyawanya.

“Kau siapa ?” tanya Jiyeon masih dalam keadaan sadar tak sadar.

“Aku Ricky,” sahut namja itu dengan intonasi yang jelas di setiap katanya.

Jiyeon membelakakkan matanya lebar saat mendengar nama itu.“RICKY ??”

“Ne, noona. Ini aku Ricky,” sahut namja bernama Ricky itu, sambil melemparkan senyum manisnya.

“Aigo… Ricky! My lovely boy! Kau sudah besar ternyata. Kapan kau pulang?? Dan.. Kau juga sekolah disini?? Aah..” pekik Jiyeon kaget sekaligus senang. Ia memeluk Ricky sangat erat. Pelukan rindu yang amat sangat.

“Aigoo……. !! Park Jiyeon memeluknya !” tanpa mereka sadari, segerombolan siswa wanita tengah memandangi mereka dengan irinya.

“Haah.. Aigo.. Kau sepertinya jadi idola baru, Ricky. Kita bicara di tempat lain saja ya..”

“Kkaja !”
________________________

“Oh… Jadi, kau baru datang seminggu yang lalu, dan langsung mendaftar di sekolah ini kemarin ?” tanya Jiyeon sambil menyeruput susu coklat kotak miliknya.

“Yaa… Kira-kira begitu,”

“Oh… Oh ya, daritadi aku tidak sempat bertanya. Mana oleh-olehku ?” Jiyeon menyodorkan tangannya ke arah Ricky. Sedangkan Ricky hanya menatapnya bingung.

“Oleh-oleh? Aah.. Aku lupa noona !”

“Ya! Mwoya?? 3 tahun kau di Manhattan, dan kau lupa membelikan aku oleh-oleh?? Aish.. Jinjja !” rengut Jiyeon.

“Mianhae, noona. Aku benar-benar lupa,” raut wajah Ricky menjadi harap-harap cemas. Berharap Jiyeon agar tidak marah. Dan cemas, bila saja nanti Jiyeon benar-benar merajuk.

Jiyeon tak bisa menahan kekehannya melihat ekspresi Ricky yang seperti itu. Ia mencubit pipi Ricky, saking gemasnya!

“Aish… Sakit, noona !” Ricky mengelus-ngelus pipinya yang sudah memerah.

“Habisnya.. Kau lucu sekali sih! Tadi itu kan aku hanya bercanda. Hahahaha.. !” Jiyeon tertawa lepas karena telah berhasil mengerjai namja yang masih dianggapnya anak kecil itu.

Ricky menatapnya kesal. Ia memasukkan lollipop yang sedari tadi digenggamannya, ke dalam mulut Jiyeon yang terbuka lebar.

“Haha-…. Aish.. Ricky !”

“Siapa suruh kau mengerjaiku. Week~”

Mereka berdua saling bertatapan sengit. Tapi sejurus kemudian, tatapan itu berubah menjadi tawaan yang membahana sampai ke seluruh gedung sekolah.#author lebay -__-

“Jiyeon,” suara itu membuat Jiyeon dan Ricky mendongakkan kepalanya ke atas, reflek.

“Sanghyun… Krystal? Sedan apa kalian disini ?” tanya Jiyeon sedikit kaget.

“Tadinya aku dan Sanghyun sedang jalan-jalan di belakang sana. Tapi, tiba-tiba kami dengar ada suara orang menangis. Dan.. Yaah.. Ternyata cuma yeoja ini !” ujar Krystal ketus. Ia sedang mengamit lengan Sanghyun erat. Hal itu membuat Sanghyun risih. Apalagi di depan Jiyeon.

“Menangis? Maksudmu tertawa, huh? Telingamu punya kelainan ya ?” ucap Ricky tak kalah ketus.

“Ya! Siapa kau? Berani-beraninya menyahut seperti itu !” hardik Krystal.

“Hah.. Aku kan hanya mengatakan yang sebenarnya !”

“Hey! Aku tahu, kau ini anak baru. Dan masih kelas 1 pula! Jadi jangan macam-macam denganku !”

“Apa perduliku! Mau aku anak baru atau tidak, aku tidak takut denganmu..” sahut Ricky dengan penekan di beberapa kata akhirnya. Ia menatap Krystal, sambil tersenyum remeh pada yeoja itu.

“KAU…” Krystal mengangkat tangannya bermaksud memberikan tamparan pada namja. Tapi untunglah, sebelum semuanya terjadi, Sanghyun berhasil menghentikan semua itu.

“Krystal, hentikan !” ujar Sanghyun sehalus mungkin.

“Heff… Baiklah. Karena kau yang menyuruh, aku akan berhenti. Haah.. Sudahlah! Lebih baik kita pergi saja dari sini !” Krystal menarik Sanghyun untuk segera pergi dari tempat itu.

“Jiyeon. Sebentar nanti, kau pulang bersamaku !” teriak Sanghyun yang sudah berada di kejauhan.

“Mwo? Ckck. Dasar. Bersama dengan yeojachingunya saja, ia masih saja berani mengajakku pulang bersama.” decak Jiyeon bingung. Nampaknya, ia belum tahu apa yang sebenarnya terjadi.

“Noona, dia namjachingumu ya ?” tanya Ricky dengan wajah polosnya.

“Mwo? Aah.. Ahni! Mana mungkin? Kau bisa lihat, yeojachingunya itu yang bersama ia tadi.”

“Jinjja? Tapi kurasa kau menyukainya,”

“Ya, kenapa kau bisa bicara begitu ?”

“Aku bisa lihat itu dari matamu, noona. Hh.. Tapi kuharap, hilangkan saja perasaanmu itu noona,” ujar Ricky datar sambil menerawang lurus ke depan.

“Wae ??”

Ricky menyampingkan badannya, seraya menatap mata Jiyeon dalam.“Karena dia bukan namja yang baik untukmu. Selain itu, sudah ada namja lain yang menantimu.”

Hening sesaat…

“Ya!” Jiyeon menoyor kepala Ricky pelan.“Sejak kapan bicaramu jadi dewasa begini, huh ?”

“Di Manhattan, aku sudah belajar jadi namja dewasa.”

“Tapi tetap saja, kau itu masih kuanggap namja kecil yang suka merampas permen orang lain,” ejek Jiyeon.

“Noona, aku kan sudah tak seperti itu lagi…” Ricky memanyukan bibirnya, cemberut.

“Hahahaha.. Ricky tukang ambil permen !”
___

Kriiiiiiing……..

Bel tanda pelajaran selesai, berbunyi. Semua penghuni sekolah itu, berseru riang. Gembira karena kegiatan mereka pada hari itu di sekolah, telah selesai. Yaah.. Meskipun ada juga yang mengikuti beberapa tambahan.

Semuanya senang (?), kecuali satu yeoja yang masih duduk di tempatnya dengan gelisah.

“Haah.. Kenapa bel pulangnya sudah berbunyi ?”

“Ottokhe? Aku pulang atau tidak ya? Kalau aku pulang, dan kalau ahjussi dan ahjumma belum pulang, masa aku harus berdua lagi dengan Sanghyun… ?”

“Semalam saja aku sudah was-was karena ia sudah menciumku tiba-tiba. Bagaimana dengan hari ini ?? Bagaimana kalau ia melakukan lebih ? Haaaah… Andwae !!” Jiyeon menutup wajah dengan tangannya, sambil menggelengkan kepalanya berulang kali. Sudah ditebak, yeoja itu sekarang sedang paranoid dengan sendirinya.

Sementara itu, Ji Eun yang ada di sampingnya, tengah menatap heran Jiyeon yang sedang bergumam dengan sendirinya itu.

“Ya! Kau kenapa, huh ?”

“Ah.. Ahni, ahni. Tidak ada apa-apa,” elak Jiyeon. Padahal di wajahnya tertampang jelas, kalau dia itu sedang gelisah.

“Bohong. Kau kira kau bisa membohongiku apa? Ya sudah, kalau kau tak menceritakannya, ayo sekarang kita pulang.”

“Pulang? Aah.. Ne,”

Jiyeon dan Ji Eun beriringan berjalan ke pintu. Tapi saat melewati meja depan..

“Jiyeon, kau pulang denganku kan ?”

“A-a-ah.. Sepertinya tidak. Aku akan pulang dengan Ji Eun. Iya kan Ji Eun ?”

Ji Eun menatapi Sanghyun dan Jiyeon bergantian, sejenak.“Kalian kan serumah, lebih baik kalian pulang bareng saja.”

“A-andwae! Lalu bagaimana denganmu? Kita kan akan pulang bersama…”

“Gwaenchana, aku bisa pulang dengan Wooyoung kok..” ujar Ji Eun.

“Hei, Sanghyun. Antar dia sampai ke rumahmu dengan selamat. Kalau tidaak.. Akan kuhajar kau !” ujar Ji Eun sambil menunjukkan bogemnya.

“Arraseo, arraseo..”

“Ya sudah. Kalau begitu, aku pergi dulu. Bye, Jiyeon.”

“Ya! Ji Eun.. Ji Eun.. Lee Ji Eun..”

“Kenapa kau gelisah begitu, Jiyeon? Ayo, kita pulang. Umma mungkin sudah pulang, dan bisa gawat kalau ia tak melihatku pulang denganmu. Kkaja,” Sanghyun langsung saja menarik tangan Jiyeon asal.

“Ya, lepaskan! Aku tidak mau pulang denganmu !” Jiyeon menghentakkan tangannya kuat, sehingga membuat genggaman Sanghyun terlepas.

“Wae ??”

“Karena… Karena, aku tidak mau ada yang salah paham bila setiap hari jalan denganku. Kenapa kau tidak pulang saja dengan Krystal ?”

“Wae? Aku memang harus pulang denganmu. Sudahlah… Ayo,” kali ini Sanghyun menggenggam tangan Jiyeon erat-erat. Sehingga sekeras apapun Jiyeon berontak, tetap saja ia tak bisa melepaskan tangan Jiyeon. Akhirnya ia hanya bisa pasrah dibawa Sanghyun sampai ke parkiran.

“Igeo. Pakai helmnya,”

“Huff… Ne,” Jiyeon menerima helm itu dengan sedikit terpaksa, dan naik ke atas motor Sanghyun.

“Sa-Sanghyun-sshi,” panggil Jiyeon saat di tengah perjalanan.

“Ne ?”

“Kenapa tiba-tiba sikapmu berubah ?”

“Berubah bagaimana ?”

“Dulu… Sewaktu aku pertama kali bertemu denganmu, sikapmu sangat dingin. Tapi, kenapa sejak tadi pagi, kau berubah ramah padaku ?” ujar Jiyeon panjang lebar.

“Hmpp… It’s a secret,” sahut Sanghyun.

“Ck. Dasar namja aneh,” gumam Jiyeon kesal.

“Mwo ?”

“Ah… Ahni-ya, Ahni-ya.”

Sejak itu suasana menjadi hening. Masing-masing dari mereka tak ada yang berani membuka pembicaraan lagi. Sanghyun sibuk memperhatikan jalan. Sedangkan Jiyeon sibuk berkutat dengan pikirannya sendiri.

Karena dirasanya perjalanan itu terasa sangat lama, lama kelamaan mata Jiyeon semakin memberat, dan akhirnya ia tertidur lelap di punggung Sanghyun.

Author POV End
___

Sanghyum POV

“Nah, sudah sampai..”

5 detik.. 10 detik.. Jiyeon kok belum turun juga ya?

Ku menolehkan kepalaku ke belakang.“Jiyeon-ah…”

Aigo, sepertinya yeoja ini tertidur. Hh… Bangunkan tidak ya? Tapi kasian kalau dibangunkan. Lebih baik tidak usah.

Ku membalikkan tubuh dan turun dari motor secara pelan-pelan dan perlahan. Saat aku turun ia hampir saja jatuh, tapi dengan sigap ku menangkapnya dan langsung membopongnya ke dalam rumah.

Sepi sekali. Mungkin umma belum pulang.

Ku masuk ke kamarnya, dan menidurkan yeoja ini di ranjangnya.

Aigo… Saat tidur pun ia cantik. Ia terlihat benar-benar polos. Seperti malaikat saja.

Ku memandangi mata, hidung, pipi, dan saat tatapanku tertuju pada bibirnya, kenapa pipiku jadi memanas begini.

Bibirnya yang mungil dan berwarna merah itu, benar-benar menggoda.

Tidak apa-apa kan bila aku mengecupnya sebentaaaar saja. Siapa tahu kalau menciumnya lagi, aku akan mendapat kekuatan untuk menyatakan perasaanku.*Dung dung ngasal nih -__-*

Keputusanku sudah bulat. Ku mulai mendekatkan wajahku ke wajahnya. Dekat.. Dekat.. Dekat.. Jantungku semakin tak karuan. Ayolah Sanghyun… Tinggal 3 cm lagi. Dekat.. Dekat..

“Hyaa, apa yang kau lakukan ?”

To Be Continued…

HALOOW….. READERS?? OTTOKHE??/bug *digebukin readers karena bikin rusuh*
Readers pasti udah lumutan nunggu part ini… *Kayak ada yang nunggu aja -_-*
Maaf lamaaa *sembah sujud di kaki readers*
Otak saya lagi mampet u.u
Maaf juga kalo gak memuaskaaan… Part depan nanti dipuasin deh (?)
Kekekeke…
Like before… Comment yaa readersku sayang *Readers muntah 5 tong*
Buat para SiDers, juga gak ada kata terlambat buat bertobat .__.
Okeeeii… See You

Satu tanggapan »

Tinggalkan komentar